Beda Buzzer dan Webmaster Yang Bikin Kamu...

Ok, kebetulan hari ini Irmawan lagi ada sedikit mood buat bikin postingan yang sedikit agak angin-anginan di blog pribadi ini, dan kebetulan topik yang akan saya bahas kali ini mengenai buzzer serta webmaster. Sebenarnya topik ini sengaja saya bikin untuk menambah wawasan, terutama mengenai perbedaan antara webmaster dan buzzer dimana beberapa hari lalu sempat ditanyakan oleh seorang rekan saya. Yuk.. langsung disimak saja pembahasan asal-asalan dari saya ini 😎 (boleh percaya dan boleh juga tidak).

Apa itu Buzzer? Apa itu Webmaster?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut akan saya jelaskan sedikit cara kerja mereka agar kalian bisa lebih paham bedanya dimana nanti. Jadi buat jawab pertanyaan di atas tadi gak bakal langung saya jawab buzzer adalah bla.. bla.. bla.., webmaster adalah bla.. bla.. bla.., berasal dari kata yunani kuno yang artinya bla.. bla.. bla.. (ala-ala wikipedia gitu), jadi ntar yang saya jabarkan lebih ke pemahaman mengenai apa yang mereka lakukan, jadi gak kayak yang di bikin wikipedia atau situs pendidikan yang paling saya benci yaitu plengdut.com.
Pada umunya seoarang Webmaster pada pergerakkannya dalam dunia maya lebih memfokuskan dirinya pada traffic pengunjung yang bersifat organik dari search engine apapun, untuk sekedar menarik pengunjung dalam membaca postingannya, membeli produk yang di jualnya, maupun menarik pengunjung untuk berbondong-bondong meng-install aplikasi buatannya. Sedangkan Buzzer lebih banyak bermain di sosial media, maupun chat untuk mem- viralkan produk-produknya tadi atau bisa dibilang traffic pengunjungnya buzzer bersifat referral. Dari penjabaran tadi, maka akan muncul pertanyaan:

Wokeh, biar gak tambah melebar kemana-mana, langsug dibahas nyok...!

Target

Pada umunya seoarang Webmaster pada pergerakkannya dalam dunia maya lebih memfokuskan dirinya pada traffic pengunjung yang bersifat organik dari search engine apapun, untuk sekedar menarik pengunjung dalam membaca postingannya, membeli produk yang di jualnya, maupun menarik pengunjung untuk berbondong-bondong meng-install aplikasi buatannya. Sedangkan Buzzer lebih banyak bermain di sosial media, maupun chat untuk mem- viralkan produk-produknya tadi atau bisa dibilang traffic pengunjungnya buzzer bersifat referral. Dari penjabaran tadi, maka akan muncul pertanyaan:

Apa Beda Organik dan Referral (Viral)

Beda keduanya sebenarnya bisa kita lihat pada efeknya. Sebagai contoh, pasti kalian sudah sering dengar kata viral bukan? Viral bisa terjadi pada postingan apapun baik itu berupa foto, berupa video, berupa postingan artikel dan lain sebagainya. Akan tetapi yang perlu kita ingat adalah, viral memiliki efek yang tidak terus menerus atau bisa dibilang sesaat dikarenakan traffiknya bersifat referral.

Jadi yang saya maksud referral disini agar kamu tidak bingung saya ganti dengan bahasa "Ndeso" jadi "latah".  Contoh, flashback sebentar tentang video PPAP, akibat "latah" dan bikin rasa ingin tau yang besar mengenai apa video PPAP akhirnya kamu ikut-ikutan nonton, dimana info PPAP awalnya kamu dapat dari status atau postingan teman-teman kamu yang sudah nonton PPAP. Tapi apakah sekarang PPAP masih viral? Sudah tentu jawabannya adalah tidak, karena sudah di anggap basi bagi user yang pernah menontonya. Jadi cuma sesaat saja.

Sedangkan untuk organik lebih di tekankan pada "by interest" atau bisa di bilang kebutuhan user. Sebagai contoh saya mau belajar photoshop tentang membuat transparan background. Otomatis materi yang saya cari adalah tutorial mengenai membuat transparan background tadi, baik itu berupa video maupun artikel tulisan. Lalu bagai mana denga efeknya, apakah cuma sesaat atau selamanya.
Jawabannya yaitu efek organik akan bertahan selamanya kecuali jika postingan yang kamu bikin tadi mulai bergeser peringkatnya di berbagai search engine. Contoh, setelah melakukan analisa, maka saya membuat postingan artikel tentang tutorial photoshop transparan background. Saat di posting, artikel saya menduduki posisi 1 di yahoo, bing, google, yandex dan mesin pencari lainnya. Maka di saat itulah traffic organik untuk keyword tadi bisa saya bilang 100%, sedangkan jika keesokan harinya di yahoo dan bing turun jadi posisi 10, maka otomatis traffic organik user saya akan ikut turun juga. Lalu bagaimana cara menaikannya kembali? Jawabannya rahasia 😄

Materi Viral dan Organik

Sudah saya jelaskan sebelumnya bahwa untuk menghasilkan organik, materi yang akan kita buat perlu kita analisa sebelumnya. Jadi kita harus berpikir dan menganalisa kira-kira apa "by interest" user saat ini, sehingga nantinya kamu akan dituntut untuk berpikir layaknya seorang user pengguna search engine.

Misal saya ingin menulis tentang peluang bisnis, maka saya harus berpikir sebagai user yang sedang mencari peluang bisnis dan kira-kira apa yang akan saya ketikan di kolom pencari search engine untuk nantinya akan saya gunakan sebagai keyword agar "by interest" yang masuk besar. Misalnya nih ketemu "peluang bisnis terpopuler 2017" (pas di enter ketemunya maxmanroe, gak jadi dah hahahaha...). Ganti lagi mau nulis gadget, setelah lama menganalisa dapat keyword "hp termurah 2017" (pas di enter lagi ketemunya droidlime wakakakak..), putus asa akhirnya gak jadi nulis, terus bikin forum dengan keyword "forum diskusi indonesia" (pas di enter ketemunya bersosial.com, gak jadi dah bikin forum hehehehe..).

Mungkin ada beberapa dari kamu yang sedikit kurang paham dengan konsep materi organik ini, jadi bisa kamu pelajari lagi dan dibaca lagi, dan jika belum paham juga mungkin bisa di baca lagi entar malam, dan kalau belum paham juga ya silahkan di baca lagi. :D

Untuk konsep materi buzzer untuk viral, biasanya ada dua konten yang paling sering mendapatkan viral (menurut saya, kalau kamu gak setuju boleh di abaikan) :
  1. Kontennya mengandung pertanyaan dan tanda tanya a.k.a penasaran? (bingung kan). Contoh: teman kamu posting PPAP, kamu bertanya-tanya apa sih PPAP akhirnya latah ikutan cari, sudah ketemu terus latah lagi ikutan share. Contoh lain "Om telolet om", kamu bertanya-tanya lagi, apaan statusnya pada teriak om telolet om, akhirnya ikutan cari, ketemu jadi latah ikutan share dan begitu seterusnya. Jadi kalau konten yang kamu buat seperti judul tulisan postingan saya ini biasanya bukan malah bikin viral tapi malah bikin capek hati bacanya (hahahaha...)
  2. Gesekan. Untuk materi kedua ini saya sarankan jangan pernah kamu pakai untuk melakukan viral, hal ini dikarenakan pada materi kedua ini sering disalah gunakan. Seperti yang kasusnya lagi booming saat ini yaitu tim buzzer saracen dimana telah ditangkap polisi gara-gara mem- viralkan materi gesekan ini untuk mendapatkan sejumlah imbalan. Jadi untuk point kedua ini tidak akan saya bahas karena masuk viral yang bisa mengadu domba maupun memecah belah dan menjatuhkan seseorang maupun golongan. Viral gesekan ini juga pernah dipakai untuk menjatuhkan produk saingan, misalnya dulu pernah ada yang share video produk minuman dimana pegawainya terkena HIV dan tanpa di sengaja tangan yang terluka, darahnya masuk dalam kaleng minuman tersebut sehingga produk tersebut mengalami penurunan omset dikarenakan banyak yang takut membelinya. Materi gesekan ini lebih ke arah black campaign dan campuran hoax.

Ok sekarang kamu setidaknya sudah sedikit mengerti beda webmaster dan buzzer bukan? Webmaster mainnya di search engine, kalau buzzer mainnya di media sosial (Fb, Ig, Twitter, youtube dll). Buzzer mengutamakan viral dan sosmed, sedangkan webmaster mengutamakan organik dan website mereka, sedangkan sosmed hanya sebagai media pendamping yang akan men-support web. Karena pada umumnya untuk web master yang sudah berkelas, tanpa share sosial media biasanya mereka sudah dapat user dari organik walaupun ditinggal tidur.
😻😻😻

Comments